UPCOMING PRODUCTS -- CUT OFF, 4MEWE,YOLO, GROW-WEL, PEPTIGOS, ELIRA, NUWA.

L’Union Médicale (Paris), Series 3, Vol

Allt Lorgy - geograph.org.uk - 985691.jpgEkshibisionisme adalah tindakan memamerkan atau mengekspos, dalam konteks publik atau semi-publik, bagian-bagian tubuh seseorang yang biasanya tertutup – misalnya, payudara, alat kelamin, atau bokong. Praktik ini mungkin timbul dari hasrat atau dorongan untuk mengekspos diri mereka sedemikian rupa kepada kelompok teman-teman, kenalan, atau orang asing untuk hiburan mereka, kepuasan seksual, atau untuk kesenangan berhasil mengejutkan pengamat yang tidak menduganya. Eksibisionisme publik oleh perempuan telah tercatat sejak zaman klasik, sering dalam konteks kelompok perempuan melakukan ini untuk mempermalukan laki-laki yang menghasut mereka untuk melakukan, beberapa tindakan publik yang dianggap tidak senonoh. Sejarawan Yunani kuno Herodotus memberikan penjelasan tentang perilaku ekshibisionis dari abad kelima SM dalam Historia. Ketika orang melakukan perjalanan ke Bubastis untuk menghadiri festival, ini adalah apa yang mereka lakukan. Setiap Baris (para peserta festival) perpawai dan di sana para penonton meluap dengan orang-orang, pria dan wanita, berkerumun, bersama-sama. Beberapa wanita membawa alat musik sistrum, sementara kaum pria membawa musik tiup seperti suling. Sedangkan yang lain, para penonton, pria dan wanita bernyanyi dan bertepuk tangan. Ketika dalam perjalanan pawai mereka sampai di sebuah komunitas – bukan kota tujuan mereka, tetapi di tempat lain – para penonton mengarahkan pawai para bareis ini ke tepi sungai. Beberapa wanita peserta pawai ini terus melakukan apa yang telah saya gambarkan sebelumnya, tetapi yang lain berteriak mencemooh penonton, atau menari, atau berdiri dan menarik pakaian mereka untuk menelanjangi diri mereka sendiri. Setiap komunitas tepi sungai menerima perlakuan seperti ini. Ketika perilaku eksibisionisme telah mengganggu kualitas hidup seseorang untuk dapat berfungsi secara normal, maka perilaku ini dianggap kelainan psikologis, dikategorikan ke dalam Diagnostic and Statistical Manual, 4th Edition (kelas 302.4) sebagai menyimpangan seksual yang disebut “Parafilia”. Di beberapa negara, pelaku eksibisionisme dapat terjerat tuntutan hukum, berupa pelanggaran hukum yang disebut eksposur tidak senonoh. Anasirma: mengangkat rok ketika tidak mengenakan celana dalam, dengan tujuan untuk memamerkan alat kelamin. Flashing: membuka secara sementara anggota tubuh yang biasanya tertutup. Pada perempuan misalnya memamerkan secara singkat payudara telanjang dengan gerakan mengangkat dan menurunkan pakaian dan/atau bra secara singkat. Atau juga memamerkan secara singkat alat kelamin laki-laki atau perempuan. Martimaklia: Suatu jenis parafilia yang melibatkan ketertarikan seksual agar orang lain menonton tindakan seksual yang dilakukannya. Mooning: mempertunjukan bokong telanjang dengan cara mendodorkan celana dan celana dalam. Perilaku ini cenderung menjadi berstandar ganda berbasis jender: jika dilakukan oleh laki-laki, perilaku ini lebih sering dianggap lelucon, humor, hinaan atau ejekan, dan tidak ada hubungannya dengan rangsangan seksual; sedangkan jika dilakukan oleh perempuan, hal kebalikannya terjadi, yaitu dianggap rangsangan seksual (atau sedikitnya perhatian seksual) kepada orang sasaran yang ditunjukan. Streaking: aksi berlari telanjang bulat melintasi tempat umum. Tujuannya biasanya bukan bersifat seksual, tetapi nilai ketegangan dan “kejutan”, dan dapat dilakukan laki-laki atau perempuan. Kandaulisme: ketika seseorang menelanjangi pasangan seksualnya dengan cara yang eksplisit. Reflektoporn: orgy aksi menelanjangi diri sendiri dan mengambil gambar (foto atau video) dengan menggunakan permukaan memantul, seperti cermin, kemudian mengunggah gambar tersebut ke internet atau forum publik. Contoh perilaku ini termasuk “pantulan laki-laki atau perempuan telanjang yang terpantul pada permukaan ceret, televisi, pemanggang roti, dan bahkan pisau, sendok dan garpu”. Chris Stevens di Internet Magazine. Skatologia telepon – Beberapa peneliti mengklaim bahwa perilaku ini adalah varian eksibisionisme, meskipun tidak terdapat komponen interaksi fisik secara langsung. Secara umum terdapat dua kelompok utama eksibisionisme. Eksibisionisme yang tidak berbahaya, dan eksibisionisme yang berbahaya. Dalam karya ilmiah Forensik dan Aspek Medik-Legal atas Kejahatan Seksual dan Praktik Seksual yang Tidak Biasa (2009) mengklasifikasikan eksibisionisme sebagai berikut. Orang-orang ini berfantasi memamerkan alat kelamin mereka kepada orang-orang yang tidak curiga, tetapi terlalu takut untuk benar-benar melaksanakan fantasi itu. Mereka cenderung untuk tetap bahagia hanya dengan fantasi eksibisionis mereka. Beberapa dari mereka mungkin beralih ke eksibisionisme zoofilik untuk memenuhi fantasi mereka, karena tampaknya ini adalah kegiatan yang lebih aman. Orang-orang ini puas dengan hanya memamerkan alat kelamin mereka dari kejauhan dan bermasturbasi. Mereka tidak menyentuh korban mereka atau benar-benar menyakiti mereka dengan cara apapun. Pelanggar jenis ini adalak kelompok eksibisionis yang paling banyak. Mereka juga terlibat dalam kejahatan seksual lainnya, terutama pedofilia dan penganiayaan anak. Setelah menemukan seorang anak sebagai korban, perilaku seksual mereka mungkin dimulai dengan eksibisionisme, tetapi dapat berkembang menjadi kejahatan pelecehan seksual dan penganiayaan anak. Hal ini dianggap sangat berbahaya bagi masyarakat dan memerlukan perhatian lebih. Pelaku ini tidak dapat membentuk hubungan romantis normal dengan orang dari kelompok preferensi jender mereka, dan tidak bisa melakukan hubungan seksual yang normal. Bagi mereka, eksibisionisme adalah satu-satunya saluran untuk kepuasan seksual. Penderita eksibisionis tersebut tampaknya tidak dilaporkan dalam literatur sejauh ini, tetapi berdasarkan teori kesetaraan parafilia, dapat diprediksi bahwa jenis seperti ini memang ada dalam masyarakat dan mereka akan dilaporkan suatu saat nanti. Perilaku, mereka terletak di ujung ekstrem dari kontinum parafilia karena mereka tidak dapat membentuk hubungan romantis normal dengan orang lain. Baunach, Dawn Michelle. “Exhibitionism” in Sex and Society. Herodotus. The Histories. Trans. Lasègue C. Les Exhibitionistes. L’Union Médicale (Paris), series 3, vol. Aggrawal, Anil (2009). Forensic and Medico-legal Aspects of Sexual Crimes and Unusual Sexual Practices. Boca Raton: CRC Press. American Psychiatric Association. (2000). Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders. Freund, K., Watson, R., & Rienzo, D. (1988). The value of self-reports in the study of voyeurism and exhibitionism. Diarsipkan 2008-07-10 di Wayback Machine. Hirschfeld, M. (1938). Sexual anomalies and perversions: Physical and psychological development, diagnosis and treatment (new and revised ed.). Nadler, R. P. (1968). Approach to psychodynamics of obscene telephone calls. Wikimedia Commons memiliki media mengenai Exhibitionism. Exhibitionism Diarsipkan 2011-10-16 di Wayback Machine. Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi-BerbagiSerupa Creative Commons; ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk rincian lebih lanjut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

    This will close in 20 seconds

    Main Menu